Mengembangkan Pelayanan Diakonia Reformatif di GKY Cimone

Abstract

Pelayanan diakonia adalah bagian pelayanan inti yang tidak dapat diabaikan, namun seringkali pelayanan diakonia hanya mendapat porsi kecil dalam pelayanan gerejawi. Pengembangan pelayanan diakonia memang terlihat cukup banyak dan berkembang secara kuantitas atau jumlah program pelayanan yang terus bertambah yang semuanya bersifat karitatif. Namun pelayanan diakonia karitatif tersebut, kurang tepat jika diberikan kepada orang-orang dewasa yang belum mandiri namun sebenarnya masih memiliki kemampuan untuk bekerja. Hal ini nampak ketika pelayanan diakonia diberikan, seharusnya dapat membantu orang yang membutuhkan namun justru menimbulkan efek samping negatif. Untuk itulah penulis ingin mengembangkan pelayanan diakonia di GKY Cimone dari pelayanan diakonia karitatif menjadi diakonia reformatif. Metode wawancara dan studi kasus dilakukan penulis untuk menggali dan mengetahui sejauh mana pelayanan diakonia yang telah dilakukan dan apa hambatan-hambatan yang terjadi. Melalui wawancara yang dilakukan, penulis melihat bahwa pelayanan diakonia yang dilakukan selama ini perlu ditingkatkan terutama bagi orang-orang dewasa yang memiliki keterbatasan dan belum bisa mandiri. Mereka perlu mendapat pelayanan khusus tidak hanya sekedar menerima bantuan langsung berupa dana atau sembako, yaitu melalui pelayanan diakonia reformatif. Metode pelayanan diakonia reformatif akan menjadi solusi, dengan membina, membimbing dan melatih mereka “memancing” yaitu mengajarkan penerima bantuan berusaha (bekerja secara sederhana) untuk mendapatkan makanan. Melalui metode ini diharapkan penerima bantuan dapat hidup mandiri.