Abstract:
Tulisan ini mengkaji kisah Yusuf dalam Kejadian 44:1-34 menggunakan metode stilistika. Tesis ini berangkat dari perbedaan pandangan para ahli tentang makna kisah Yusuf dalam Kejadian 44:1-34. Kisah Kejadian 44:1-34 mengandung unsur stilistika yang terdiri dari sepuluh jenis bahasa figuratif, lima jenis penyiasatan struktur, dan dua jenis citraan. Keberadaan unsur-unsur stilistika tersebut menciptakan kesan pembaca terhadap bahasa figuratif dengan menampilkan keindahan ekspresi, kejutan makna, kekuatan emosi, dan penyisipan simbolisme. Kesan pembaca terhadap penyiasatan struktur adalah menampilkan ketegangan dialog, kedalaman karakterisasi, serta ritme struktur berpola yang harmoni. Terakhir, kesan pembaca terhadap citraan adalah menampilkan pengalaman sensorik, penguatan suasana, visualisasi simbolis, dan kedalaman psikologis para tokoh. Penelitian juga menemukan beberapa gaya bahasa yang penting dalam Kejadian 44:1-34. Fungsi gaya bahasa hiperbola mengandung tuturan yang disampaikan dengan cara estetis dan penuh makna. Efek estetis yang ditimbulkan dari gaya bahasa retoris ialah: kuatnya ketegangan secara emosional ketika Yehuda menyampaikan pembelaannya. Gaya bahasa personifikasi juga membantu memunculkan makna pengujian Yusuf kepada saudara-saudaranya dan memperkuat karakter tokoh Yusuf yang memiliki wibawa spiritual dengan bantuan piala tersebut. Gaya bahasa klimaks membawa pembaca untuk terus masuk dalam ketegangan demi ketegangan di setiap adegan yang ditampilkan pada teks dan membangkitkan emosi dan masuk dalam suasana seolah-olah berada dalam peristiwa.